I. SEJARAH BERDIRINYA TVRI
Dalam
rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah
memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh karenanya
dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari
sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23
Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi
sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation (
NEC ) Jepang.
Siaran
perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962 berupa
siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan
ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan
siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan Television
Organizing Committee ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi
berdirinya Televisi Republik Indonesia ( TVRI ).
Melalui
Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama
Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968 dilantik
Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan
jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan
potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn kebijakan
untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia
dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI Yogyakarta
(1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda Aceh (1973),
TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978), TVRI Manado
(1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon (1993), TVRI
Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya pemekaran
wilayah di beberapa propinsi di Indonesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di
Indonesia mencapai 29 buah yakni :
- TVRI Stasiun Aceh
- TVRI Stasiun Sumatera Utara
- TVRI Stasiun Sumatera Barat
- TVRI Stasiun Sumatera Selatan
- TVRI Stasiun Riau & Kepri
- TVRI Stasiun Bangka Belitung
- TVRI Stasiun Bengkulu
- TVRI Stasiun Jambi
- TVRI Stasiun Lampung
- TVRI Stasiun Jawa Barat & Banten
- TVRI Stasiun DKI Jakarta
- TVRI Stasiun Jawa Tengah
- TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
- TVRI Stasiun Jawa Timur
- TVRI Stasiun Bali
- TVRI Stasiun NTB
- TVRI Stasiun NTT
- TVRI Stasiun Kalimanten Selatan
- TVRI Stasiun Kalimantan Barat
- TVRI Stasiun Kalimanatan Tengah
- TVRI Stasiun Kalimantan Timur
- TVRI Stasiun Sulawesi Utara
- TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
- TVRI Stasiun Sulawesi Barat
- TVRI Stasiun Gorontalo
- TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
- TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
- TVRI Stasiun Maluku & Maluku Utara
- TVRI Stasiun Papua Barat
II. PERKEMBANGAN TVRI
Semula
TVRI berada di bawah Yayasan sejak tahun 1962, kemudian tahun 1965 dibawah
Direktorat Televisi Departemen Penerangan. Selanjutnya tahun 1970 di bawah
Direktorat Jendral Radio, Televisi, dan setelah dibubarkannya DEPPEN pada
tanggal 16 Oktober 1999, maka pada tanggal 7 Juni 2000 melalui Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman
Wahid, TVRI telah resmi menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ).
Pada
pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April 2002
TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya TVRI menjadi
PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan dengan
menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan. Selanjutnya
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan
TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun
2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik
dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI
oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
Jika dibuat skema, maka sejarah
status TVRI adalah :
- 1962 : Yayasan TVRI
- 1965 : Direktorat dibawah Deppen.
- 2001 : Perjan PP No.36/Th.2000 (Depkeu, BKN)
- 2002 : PT (Persero) PP No.9/Th.2002 (Depkeu, BKN, Menneg BUMN, Menneg Kominfo)
- 2005 : TV Publik – UU No.32/Th.2002, PP.11/Th.2005, PP.No.13/Th. 2005 Tgl.18-3-05
- 2006 : Dewan Pengawas dan Dewan Direksi LPP TVRI pertama terpilih, dikukuhkan dan dilantik.
- Dewan Pengawas Periode 2011 – 2016, dikukuhkan 9 Januari 2012. Dan diperbaharui pada 20 Januari 2015 dengan SK Nomor ISTIMEWA/KEP/PIMPINAN RAPAT/DEWAS-TVRI/2015
Adapun Dewan Pengawas TVRI
tersebut terdiri atas :
- Akhmat Sofyan, S.Sos
- Dra. Immas Sunarya, M.M
- Indrawadi Tamim, Ph.D
- Bambang Soeprijanto
- Elprisdat M Zen
- Sedangkan Dewan Direksi LPP TVRI terdiri atas :
- Direktur Utama : Ir. Iskandar Achmad, MM
- Direktur Program dan Berita : Markus R.A. Prasetyo
- Direktur Teknik : Ir. Safrullah
- Direktur Keuangan : Telman Wienfrieds Roringpanday, SE
- Direktur Umum : Drs. Eka Muchamad Taufani, ME, Sy
- Direktur Pengembangan dan Usaha : Adam Bachtiar, ST., SE
Sehubungan
dengan perubahaan status tersebut, kini TVRI semakin ditantang untuk mulai
mandiri khususnya dalam memproduksi acara, karena anggaran dari negara untuk
penyelenggaraan produksi siaran televisi sangat terbatas.
III. VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN
TVRI
1. VISI
Terwujudnya
TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa
Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran
berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan
masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat kesatuan
nasional
2. MISI
a. Mengembangkan TVRI menjadi media
perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol
sosial yang dinamis.
b.Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.
b.Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.
3. TUJUAN PENYIARAN TVRI
Memperkukuh
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan
bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam
rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta
menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. (Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang
Penyiaran)
4. TUJUAN dan SASARAN
a. Terciptanya program yang menarik.
b.Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d.TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
g.Terciptanya pemancar yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
h.Meningkatnya jangkauan siaran.
b.Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d.TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
g.Terciptanya pemancar yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
h.Meningkatnya jangkauan siaran.
5. TUGAS TVRI SEBAGAI TV PUBLIK
Memberikan
pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial
serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat
melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( Pasal 4 PP. No.13 Th.2005)
IV. ARTI LOGO TVRI
1. MAKNA
Secara
simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang informatif,
komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI
sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat ocial
untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk
lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI
membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan
komunikasi menyeluruh, yaitu :
- P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
- P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
- P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
- P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
- P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”
Bentuk
elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak
cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana
menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna
elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta
tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif,
informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan
sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju
ke arah yang lebih sempurna.
Sejak
2005 logo TVRI Stasiun D.I Yogyakarta yang dibawahnya dicantumkan tulisan Jogja
dari tulisan tangan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dipakai untuk branding
Jogja Never Ending Asia. Hal ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap
Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY
serta untuk turut mempromosikan icon wisata DIY baik di kancah regional,
nasional dan internasional. Hal lain lagi, diharapkan TVRI Jogja mampu
menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan
keberpihakan terhadap publik DIY.
Pada Maret 2015 logo berubah sesuai
dengan perubahan branding Jogja Istimewa, sehingga menjadi :
V. SEJARAH TVRI
STASIUN D.I YOGYAKARTA
TVRI
Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri
di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di
Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta dipimpin oleh
Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara
Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5
Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran
perdana TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah
menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh
Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada
awalnya TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mengudara tiga kali dalam satu minggu yang
masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas
pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kwatt, begitu pula
format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI
Stasiun D.I. Yogyakarta tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah
diakumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena
faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di
Kulonprogo, sebelum tahun 2009 terdapat beberapa daerah yang belum dapat
menerima siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Untuk memberikan layanan yang
optimal, maka pada awal November 2008 dibangun tower pemancar di daerah Bukit
Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I
Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian
jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
DAFTAR
KEPALA TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
|
||
NO
|
NAMA
|
PERIODE
|
1
|
Ir. Dewabrata
|
1965 – 1971
|
2
|
R.M. Soenarto
|
1971 – 1975
|
3
|
Drs. Darjoto
|
1975 – 1983
|
4
|
M. Djaslan, B.A
|
1983 – 1985
|
5
|
Drs. Ishadi SK, M.Sc
|
1985 – 1988
|
6
|
Drs. Semyon Sinulingga
|
1988 – 1990
|
7
|
Drs. Suryanto
|
1990 – Juli 1995
|
8
|
Drs. Bakaroni A.S.
|
Agustus – Desember 1995
|
9
|
Sunjoto Suwarto
|
1996 – 1998
|
10
|
Drs. Pudjatmo
|
1998 – 2000
|
11
|
Drs. Sutrimo MM, M.Si
|
2000
|
12
|
Drs. Sudarto HS
|
2000 – 2003
|
13
|
Drs. Bambang Winarso M.Sc
|
2003 – 2007
|
14
|
Drs. Tribowo Kriswinarso
|
2007 – 2009
|
15
|
Drs. Tri Wiyono Somahardja, MM
|
2009 – 2010
|
16
|
Made Ayu Dwie Mahenny, SH, M.Si
|
2010 – 2012
|
17
|
Drs. Eka Muhamad Taufani
|
2012 – 2014
|
18
|
Dra. Dyah Sukorini
|
2015 – sekarang
|
Sesuai aturan Direksi LPP TVRI NO.
155/PRT/DIREKSI-TVRI/2006, maka struktur kelembagaan TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta yang tergolong dalam TVRI Tipe A, maka mempunyai struktur sebagai
berikut :
VII. VISI DAN MISI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
1
VISI
Terwujudnya
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang independen,
profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY , dalam keberagaman usaha
dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan
melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY dalam rangka memperkuat
kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
2 . MISI
- Mengembangkan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
- Mengembangkan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di DIY.
- Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
- Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang bertumpu pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.
- Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi media untuk membangun citra positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan pariwisata ditingkat nasional, regional maupun di dunia internasional melalui jejaring TVRI Nasional.
VIII.
PRESTASI TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
Beberapa penghargaan yang pernah di
raih oleh TVRI Stasiun D.I Yogyakarta diantaranya adalah :
Setelah
TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk memonitor siarannya, maka
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menjadi salah satu Stasiun televisi yang menjadi
obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI lainnya. Dalam hal ini, prestasi
yang diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April
2006, TVRI Stasiun D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik
diantara Stasiun TVRI Se Indonesia yakni 4,9 point. Ketidakterbukaan AC Nielsen
dalam perolehan dan pengolahan data, karena tidak mau diaudit, maka menjadikan
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memutuskan untuk berhenti berlangganan Riset AC
Nielsen. Meskipun begitu, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memperoleh rating share
1,7 karena ada peristiwa meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto Januari
2008. Pada Agustus 2015 perolehan rating share masih lebih baik sekitar 4,8
bila dibanding dengan TVRI daerah lain di Indonesia bahkan dari sebagian
televisi swasta nasional.
Sementara
Urutan Top Program TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta adalah sbb :
IX. POLA SIARAN TVRI
STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sejak
awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang mengacu pada
pola siaran TVRI Nasional , disebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan
TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus
mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara
yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola acara harian
disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta. Setelah
diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara
tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan
hasil kombinasi antara pola acara Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini
wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu
apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung
merelay dari TVRI Nasional.
Pada
1 Januari 2013 TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai jatah siaran selama 4
jam. Waktu ini diberikan oleh TVRI Nasional untuk lebih memberikan porsi yang
memadai bagi stasiun daerah. Dengan memulai waktu siaran secara lokal dari
pukul 15.00 wib dan diakhiri pada pukul 19.00 wib dalam kondisi normal. Akan
tetapi kalau ada hal – hal diluar ketentuan, maka siarannya bisa ditambah, seperti
ada liputan khusus, even – even atau gelaran budaya (wayang kulit) dll. Diluar
jam tersebut maka siarannya mengikuti acara dari TVRI Nasional (relay).
X. RUANG LINGKUP
1. Jangkauan Siaran
Jangkauan
siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan sebagian wilayah
propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang, Temanggung,
Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar.
Tempat
dan Jumlah penduduk di Jawa Tengah dan DIY pada April 2010, yang bisa menangkap
dengan baik siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta adalah sebagai berikut :
NO
|
TEMPAT
|
JIWA
|
|
1
|
KOTA MAGELANG
|
120.000
|
|
2
|
KAB. MAGELANG
|
1.440.000
|
|
3
|
TEMANGGUNG
|
696.000
|
|
4
|
PURWOREJO
|
709.000
|
|
5
|
BATANG
|
694.000
|
|
6
|
WONOSOBO
|
760.000
|
|
7
|
BANJARNEGARA
|
885.000
|
|
8
|
PURBALINGGA
|
777.650
|
|
9
|
BANYUMAS
|
1.752.846
|
|
10
|
BLORA
|
884.490
|
|
11
|
BOYOLALI
|
935.768
|
|
12
|
KARANGANYAR
|
813.000
|
|
13
|
SRAGEN
|
860.000
|
|
14
|
WONOGIRI
|
1.005.000
|
|
15
|
SURAKARTA
|
534.540
|
|
16
|
SUKOHARJO
|
810.000
|
|
17
|
KODYA YOGYAKARTA
|
536.409
|
|
18
|
KAB. BANTUL
|
855.115
|
|
19
|
KAB. SLEMAN
|
953.849
|
|
20
|
KAB. KULONRPOGO
|
393.067
|
|
21
|
GUNUNG KIDUL
|
719.050
|
Mengingat
faktor keberadaan peralatan baru yang sudah dilengkapi dengan TVRO dan
penurunan kualitas peralatan pemancar lama yang ada di Jalan Magelang, maka
pada 10 Maret 2010 ditetapkan bahwa Saluran 8 VHF hanya mendampingi program
siaran lokal, bahkan pada Agustus 2014 sudah tidak dioperasikan lagi. Jadi
pemancaran siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta hanya dipancarkan 22 UHF
dari bukit Patuk Gunung Kidul.
2. Target Audiens
Acara-acara
stasiun televisi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat propinsi DIY dan
sebagian masyarakat Jawa Tengah yang tercakup dalam jangkauan siaran TVRI
Stasiun D.I. Yogyakarta. Oleh karenanya desain program TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta tidak mengenal istilah Prime Time, sebab dari realita di lapangan,
kapanpun suatu acara ditayangkan, asalkan bagus dan berkualitas, ia akan tetap
mendapat tempat dihati pemirsa. Sehingga kenyataan ini mematahkan anggapan
bahwa pukul 7 hingga 9 malam adalah waktu prime time penayangan acara unggulan
suatu acara Televisi. Bulan Juli 2007, Tim Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta melakukan penelitian kecil dengan menyebar angket secara acak pada
100 warga di DIY. Dari angket ini diperoleh hasil bahwa 64 orang atau 64 persen
warga DIY masih melihat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta. Meski penelitian ini
perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih kompresensif, karena
pada realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta.
XI. FUNGSI PUBLIK
Sebagai
stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan pariwisata, maka
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika
kehidupan masyarakat. Untuk itu, selain melalui acara-acara talkshow yang
memberi ruang luas bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, kita juga
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI
Stasiun D.I. Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya, serta kegiatan
ekonomis.
XII. OTOBURSA TVRI
Kegiatan
jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta,
Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini diawali bulan
Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu selanjutnya naik
menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan luas tanah 45.435 m2 serta fasilitas
parkir hampir 3 hektar, mampu menampung 900 mobil, dan bulan november 2004
masuk Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara insidental Jual beli mobil
bekas terbesar.
XIII. PRAKTEK KERJA LAPANGAN DAN
SKRIPSI
Melaksanakan
visinya di dunia pendidikan, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada para mahasiswa, utamanya yang menggeluti dunia
broadcasting untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dan
penelitian untuk penyusunan tugas akhir/skripsi, kegiatan ini dikoordinir oleh
bagian Humas, tentu saja tidak setiap pelamar PKL langsung bisa diterima. Hal
ini mengingat formasi dan kapasitas pembimbing di TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
. Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan penelitian berasal dari
Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka
Malang, STIMMINDO Malang, Unibraw Malang, Institut Seni Indonesia Surakarta,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas
Slamet Riyadi Surakarta, Universitas Surakarta, Unsoed Purwokerto, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri
Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, UPN “Veteran“ Yogyakarta, Politeknik
PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta,
Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Universitas Proklamasi Yogyakarta,
Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, STMM ”MMTC” Yogyakarta, Akademi
Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya
Wacana Salatiga dll.
XIV. KUNJUNGAN
Disamping
memberikan kesempatan untuk melakukan PKL dan penelitian, maka TVRI Stasiun
D.I. Yogyakarta juga membuka kesempatan kepada lembaga pendidikan untuk
mengadakan kunjungan dan studi banding. Kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh
lembaga pendidikan dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dan juga lembaga –
lembaga pendidikan non formal. Pelaksanaan kunjungan dimaksudkan untuk
memperkenalkan dan mendekatkan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta kepada khalayak.
XV. PROGRAM KERJA TVRI:
- Pembenahan Struktur Organisasi
- Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
- Re-evaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita
- Peningkatan acara – acara baru menjadi tontonan yang menarik
- Promosi program – program unggulan
- Peningkatan pelayanan kepada mitra melalui promosi dan pemasaran
- Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita, keuangan dan pelayanan
- Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah dan non_Pemerintah
- Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.
- Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan & pengeluaran dana
- Peningkatan daya pemancar
- Revitalisasi sarana & prasarana yg ada terutama di daerah Perbatasan NKRI.
- Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
XVI. KONDISI PEGAWAI
Pegawai TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
terdiri dari 2 bagian besar, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai LPP TVRI
dan Pegawai Kontrak. Adapun sampai dengan bulan 31 Desember 2015 kondisinya
seperti terungkap di tabel berikut :
BAGIAN / BIDANG
|
PNS
|
PEGAWAI
|
KARYAWAN
|
JUMLAH
|
LPP
TVRI
|
KONTRAK
|
|||
KEPALA STASIUN
|
1
|
1
|
||
BIDANG PROGRAM & PU
|
51
|
2
|
2
|
55
|
BIDANG BERITA
|
53
|
11
|
14
|
68
|
BIDANG TEKNIK
|
63
|
12
|
–
|
75
|
BAGIAN KEUANGAN
|
16
|
3
|
–
|
19
|
BAGIAN UMUM
|
39
|
4
|
8
|
51
|
JUMLAH
|
213
|
32
|
24
|
CUKUP SEKIAN HANYA INI YANG BISA SAYA TULISKAN UNTUK KALIAN
TERIMA KASIH