selamat datang di blog yuva 4ever...... terima kasih atas kunjungannya :-)

selamat datang di blog yuva 4ever...... terima kasih atas kunjungannya :-)

Rabu, 09 Maret 2016

Sejarah berdirinya TVRI



I. SEJARAH BERDIRINYA TVRI
Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation ( NEC ) Jepang.
Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan Television  Organizing Committee ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia ( TVRI ).
Melalui Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968 dilantik Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978), TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon (1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya pemekaran wilayah di beberapa propinsi di Indonesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di Indonesia mencapai 29 buah yakni :
  1. TVRI Stasiun Aceh
  2. TVRI Stasiun Sumatera Utara
  3. TVRI Stasiun Sumatera Barat
  4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
  5. TVRI Stasiun Riau & Kepri
  6. TVRI Stasiun Bangka Belitung
  7. TVRI Stasiun Bengkulu
  8. TVRI Stasiun Jambi
  9. TVRI Stasiun Lampung
  10. TVRI Stasiun Jawa Barat & Banten
  11. TVRI Stasiun DKI Jakarta
  12. TVRI Stasiun Jawa Tengah
  13. TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
  14. TVRI Stasiun Jawa Timur
  15. TVRI Stasiun Bali
  16. TVRI Stasiun NTB
  17. TVRI Stasiun NTT
  18. TVRI Stasiun Kalimanten Selatan
  19. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
  20. TVRI Stasiun Kalimanatan Tengah
  21. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
  22. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
  23. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
  24. TVRI Stasiun Sulawesi Barat
  25. TVRI Stasiun Gorontalo
  26. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
  27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
  28. TVRI Stasiun Maluku & Maluku Utara
  29. TVRI Stasiun Papua Barat
II. PERKEMBANGAN TVRI
Semula TVRI berada di bawah Yayasan sejak tahun 1962, kemudian tahun 1965 dibawah Direktorat Televisi Departemen Penerangan. Selanjutnya tahun 1970 di bawah Direktorat Jendral Radio, Televisi, dan setelah dibubarkannya DEPPEN pada tanggal 16 Oktober 1999, maka pada tanggal 7 Juni 2000 melalui Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI telah resmi menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ).
Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April 2002 TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.
Jika dibuat skema, maka sejarah status TVRI adalah :
  1. 1962 : Yayasan TVRI
  2. 1965 : Direktorat dibawah Deppen.
  3. 2001 : Perjan PP No.36/Th.2000 (Depkeu, BKN)
  4. 2002 : PT (Persero) PP No.9/Th.2002 (Depkeu, BKN, Menneg BUMN, Menneg Kominfo)
  5. 2005 : TV  Publik – UU No.32/Th.2002, PP.11/Th.2005, PP.No.13/Th. 2005 Tgl.18-3-05
  6. 2006 : Dewan Pengawas dan Dewan Direksi LPP TVRI pertama terpilih, dikukuhkan dan dilantik.
  7. Dewan Pengawas Periode 2011 – 2016, dikukuhkan 9 Januari 2012. Dan diperbaharui pada 20 Januari 2015 dengan SK Nomor ISTIMEWA/KEP/PIMPINAN RAPAT/DEWAS-TVRI/2015

Adapun Dewan Pengawas  TVRI tersebut terdiri atas :
  1. Akhmat Sofyan, S.Sos
  2. Dra. Immas Sunarya, M.M
  3. Indrawadi Tamim, Ph.D
  4. Bambang Soeprijanto
  5. Elprisdat M Zen
  6. Sedangkan Dewan Direksi LPP TVRI terdiri atas :
  1. Direktur Utama : Ir. Iskandar Achmad, MM
  2. Direktur Program dan Berita : Markus R.A. Prasetyo
  3. Direktur Teknik : Ir. Safrullah
  4. Direktur Keuangan : Telman Wienfrieds Roringpanday, SE
  5. Direktur Umum : Drs. Eka Muchamad Taufani, ME, Sy
  6. Direktur Pengembangan dan Usaha : Adam Bachtiar, ST., SE
Sehubungan dengan perubahaan status tersebut, kini TVRI semakin ditantang untuk mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, karena anggaran dari negara untuk penyelenggaraan produksi siaran televisi sangat terbatas.
III. VISI, MISI, SASARAN DAN TUJUAN TVRI
1.  VISI
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani    kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat kesatuan nasional
2.  MISI
a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
b.Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
c.Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d.Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.
3. TUJUAN PENYIARAN  TVRI
Memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. (Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran)
4. TUJUAN dan SASARAN
a. Terciptanya program yang menarik.
b.Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d.TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
g.Terciptanya pemancar yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
h.Meningkatnya jangkauan siaran.
5. TUGAS TVRI SEBAGAI TV PUBLIK
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( Pasal 4 PP. No.13 Th.2005)
IV. ARTI LOGO TVRI
1.  MAKNA
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat ocial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
  1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
  2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
  3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
  4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
  5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.

Sejak 2005 logo TVRI Stasiun D.I Yogyakarta yang dibawahnya dicantumkan tulisan Jogja dari tulisan tangan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dipakai untuk branding Jogja Never Ending Asia. Hal ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta untuk turut mempromosikan icon wisata DIY baik di kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain lagi, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap  publik DIY.

Pada Maret 2015 logo berubah sesuai dengan perubahan branding Jogja Istimewa, sehingga menjadi :
 Hasil gambar untuk GAMBAR LOGO TVRI PADA MARET 2005

V.    SEJARAH TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mengudara tiga kali dalam satu minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kwatt, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah diakumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, sebelum tahun 2009 terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Untuk memberikan layanan yang optimal, maka pada awal November 2008 dibangun tower pemancar di daerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
DAFTAR KEPALA TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA



NO
NAMA
PERIODE



1
Ir. Dewabrata
1965 – 1971
2
R.M. Soenarto
1971 – 1975
3
Drs. Darjoto
1975 – 1983
4
M. Djaslan, B.A
1983 – 1985
5
Drs. Ishadi SK, M.Sc
1985 – 1988
6
Drs. Semyon Sinulingga
1988 – 1990
7
Drs. Suryanto
1990 – Juli 1995
8
Drs. Bakaroni A.S.
Agustus – Desember 1995
9
Sunjoto Suwarto
1996 – 1998
10
Drs. Pudjatmo
1998 – 2000
11
Drs. Sutrimo MM, M.Si
2000
12
Drs. Sudarto HS
2000 – 2003
13
Drs. Bambang Winarso M.Sc
2003 – 2007
14
Drs. Tribowo Kriswinarso
2007 – 2009
15
Drs. Tri Wiyono Somahardja, MM
2009 – 2010
16
Made Ayu Dwie Mahenny, SH, M.Si
2010 – 2012
17
Drs. Eka Muhamad Taufani
2012 – 2014
18
Dra. Dyah Sukorini
2015 – sekarang
Sesuai aturan Direksi LPP TVRI NO. 155/PRT/DIREKSI-TVRI/2006, maka struktur kelembagaan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta yang tergolong dalam TVRI Tipe A, maka mempunyai struktur sebagai berikut  :

VII. VISI DAN MISI TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
1        VISI
Terwujudnya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY , dalam keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
2 . MISI
  1. Mengembangkan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
  2. Mengembangkan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi   yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di  DIY.
  3. Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
  4. Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang bertumpu pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.
  5. Memberdayakan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta menjadi media untuk membangun citra positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan pariwisata ditingkat nasional, regional maupun di dunia internasional melalui jejaring TVRI Nasional.
VIII.       PRESTASI TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
Beberapa penghargaan yang pernah di raih oleh TVRI Stasiun D.I Yogyakarta diantaranya adalah :

Setelah TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk memonitor siarannya, maka TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menjadi salah satu Stasiun televisi yang menjadi obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI lainnya. Dalam hal ini, prestasi yang diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April 2006, TVRI Stasiun D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik  diantara Stasiun TVRI Se Indonesia yakni 4,9 point. Ketidakterbukaan AC Nielsen dalam perolehan dan pengolahan data, karena tidak mau diaudit, maka menjadikan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memutuskan untuk berhenti berlangganan Riset AC Nielsen. Meskipun begitu, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memperoleh rating share 1,7 karena ada peristiwa meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto Januari 2008. Pada Agustus 2015 perolehan rating share masih lebih baik sekitar 4,8 bila dibanding dengan TVRI daerah lain di Indonesia bahkan dari sebagian televisi swasta nasional.
Sementara Urutan Top Program TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta adalah sbb :
Hasil gambar untuk urutan top program tvri jogja
IX.   POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang mengacu pada pola siaran TVRI Nasional , disebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola acara harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta. Setelah diterima oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara tahunan. Hal  ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil kombinasi antara pola acara Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay dari TVRI Nasional.
Pada 1 Januari 2013 TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai jatah siaran selama 4 jam. Waktu ini diberikan oleh TVRI Nasional untuk lebih memberikan porsi yang memadai bagi stasiun daerah. Dengan memulai waktu siaran secara lokal dari pukul 15.00 wib dan diakhiri pada pukul 19.00 wib dalam kondisi normal. Akan tetapi kalau ada hal – hal diluar ketentuan, maka siarannya bisa ditambah, seperti ada liputan khusus, even – even atau gelaran budaya (wayang kulit) dll. Diluar jam tersebut maka siarannya mengikuti acara dari TVRI Nasional (relay).


X. RUANG LINGKUP
1. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar.
Tempat dan Jumlah penduduk di Jawa Tengah dan DIY pada April 2010, yang bisa menangkap dengan baik siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta  adalah sebagai berikut :
NO
TEMPAT
JIWA
1
KOTA MAGELANG
120.000

2
KAB. MAGELANG
1.440.000

3
TEMANGGUNG
696.000

4
PURWOREJO
709.000

5
BATANG
694.000

6
WONOSOBO
760.000

7
BANJARNEGARA
885.000

8
PURBALINGGA
777.650

9
BANYUMAS
1.752.846

10
BLORA
884.490

11
BOYOLALI
935.768

12
KARANGANYAR
813.000

13
SRAGEN
860.000

14
WONOGIRI
1.005.000

15
SURAKARTA
534.540

16
SUKOHARJO
810.000

17
KODYA YOGYAKARTA
536.409

18
KAB. BANTUL
855.115

19
KAB. SLEMAN
953.849

20
KAB. KULONRPOGO
393.067

21
GUNUNG KIDUL
719.050

Mengingat faktor keberadaan peralatan baru yang sudah dilengkapi dengan TVRO dan penurunan kualitas peralatan pemancar lama yang ada di Jalan Magelang, maka pada 10 Maret 2010 ditetapkan bahwa Saluran 8 VHF hanya mendampingi program siaran lokal, bahkan pada Agustus 2014 sudah tidak dioperasikan lagi. Jadi pemancaran siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta  hanya dipancarkan 22 UHF dari bukit Patuk Gunung Kidul.
2. Target Audiens
Acara-acara stasiun televisi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat propinsi DIY dan sebagian masyarakat Jawa Tengah yang tercakup dalam jangkauan siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta. Oleh karenanya desain program TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tidak mengenal istilah Prime Time, sebab dari realita di lapangan, kapanpun suatu acara ditayangkan, asalkan bagus dan berkualitas, ia akan tetap mendapat tempat dihati pemirsa. Sehingga kenyataan ini mematahkan anggapan bahwa pukul 7 hingga 9 malam adalah waktu prime time penayangan acara unggulan suatu acara Televisi. Bulan Juli 2007, Tim Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta melakukan penelitian kecil dengan menyebar angket secara acak pada 100 warga di DIY. Dari angket ini diperoleh hasil bahwa 64 orang atau 64 persen warga DIY masih melihat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta. Meski penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih kompresensif, karena pada realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta.
XI.  FUNGSI PUBLIK
Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan pariwisata, maka  TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu, selain melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, kita juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya, serta kegiatan ekonomis.
XII.  OTOBURSA TVRI
Kegiatan jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini diawali bulan Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu selanjutnya naik menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan luas tanah 45.435 m2 serta fasilitas parkir hampir 3 hektar, mampu menampung 900 mobil, dan bulan november 2004 masuk Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara insidental Jual beli mobil bekas terbesar.
XIII. PRAKTEK KERJA LAPANGAN DAN SKRIPSI
Melaksanakan visinya di dunia pendidikan, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa, utamanya yang menggeluti dunia broadcasting untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dan penelitian untuk penyusunan tugas akhir/skripsi, kegiatan ini dikoordinir oleh bagian Humas, tentu saja tidak setiap pelamar PKL langsung bisa diterima. Hal ini mengingat formasi dan kapasitas pembimbing di TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta . Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan penelitian  berasal dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka Malang, STIMMINDO Malang, Unibraw Malang, Institut Seni Indonesia Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Universitas Surakarta, Unsoed Purwokerto, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, UPN “Veteran“ Yogyakarta, Politeknik PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Universitas Proklamasi Yogyakarta, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, STMM ”MMTC” Yogyakarta, Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya Wacana Salatiga dll.
XIV.  KUNJUNGAN
Disamping memberikan kesempatan untuk melakukan PKL dan penelitian, maka TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta juga membuka kesempatan kepada lembaga pendidikan untuk mengadakan kunjungan dan studi banding. Kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dan juga lembaga – lembaga pendidikan non formal. Pelaksanaan kunjungan dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mendekatkan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta kepada khalayak.
XV.  PROGRAM KERJA TVRI:
  1. Pembenahan Struktur Organisasi
  2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
  3. Re-evaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita
  4. Peningkatan acara – acara baru menjadi tontonan yang menarik
  5. Promosi program – program unggulan
  6. Peningkatan pelayanan kepada mitra melalui promosi dan pemasaran
  7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita, keuangan dan pelayanan
  8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah dan non_Pemerintah
  9. Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.
  10. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan & pengeluaran dana
  11. Peningkatan daya pemancar
  12. Revitalisasi sarana & prasarana yg ada terutama di daerah Perbatasan NKRI.
  13. Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
XVI.  KONDISI PEGAWAI
Pegawai TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta terdiri dari 2 bagian besar, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai LPP TVRI dan Pegawai Kontrak. Adapun sampai dengan bulan 31 Desember 2015 kondisinya seperti terungkap di tabel berikut :
BAGIAN / BIDANG
PNS
PEGAWAI
KARYAWAN
JUMLAH
LPP TVRI
KONTRAK
KEPALA STASIUN
1


1
BIDANG PROGRAM & PU
51
2
2
55
BIDANG BERITA
53
11
14
68
BIDANG TEKNIK
63
12
75
BAGIAN KEUANGAN
16
3
19
BAGIAN UMUM
39
4
8
51
JUMLAH
213
32
24

 CUKUP SEKIAN HANYA INI YANG BISA SAYA TULISKAN UNTUK KALIAN
TERIMA KASIH